20 Agustus, 2010

Amankah Melamin bagi manusia ?

Di banyak toko yang menjual perabot rumah tangga, peralatan makan dan minum yang disebut melamin relatif mudah ditemukan. Kalau sekitar tahun 1970-1980an melamin masih terbatas warna maupun coraknya, maka kini desain melamin bisa bersaing dengan barang pecah belah lainnya. Produk pecah belah melamin begitu banyaknya sehingga barang ini tak hanya bisa dibeli di toko tetentu, tetapi juga di pasar tradisional sampai di pedagang kaki lima.

Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintetis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun, pada perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang dihasilkan dari melamin.

MENGENAL BAHAYA MSG (MONOSODIUM GLUTAMAT) TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT


 glutamtmonosodium glutamatMSG dikenal masyarakat sebagai bumbu masak penting. Fungsinya adalah sebagai penyedap yang menimbulkan rasa gurih atau "Umami". Ia lebih dikenal dengan nama vetsin atau micin. Secara kimiawi MSG adalah garamnatrium dari asam glutamat. Satu ion hidrogen (dari gugus —OH yang berikatan dengan atom C-alfa) digantikan oleh ionnatrium


Manfaat asam amino glutamat sebagai penyedap rasa baru diketahui pada tahun 1908 oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Dr. Kikunae Ikeda.
Penemuan MSG oleh Dr. Ikeda diawali oleh keprihatinannya terhadap kondisi fisik rakyat Jepang di kala itu. Sewaktu belajar ilmu Kimia modern di Jerman, dia membandingkan tubuh orang Jerman yang lebih tinggi dari pada orang Jepang. Dia juga mengamati makanan Jerman dan merasakan kesamaan cita rasa unik pada makanan Jerman yang juga ada pada makanan Jepang.