24 Januari, 2009

Kultur jaringan tanaman jati


TANAMAN JATI HASIL KULTUR JARINGAN
Jati hasil kultur jaringan yang beredar saat ini dengan klon dari berbagai asal-usul di luar negeri, perlu dikaji lebih cermat karena pada umumnya klon yang berasal dari kultur jaringan bersifat site spesific, sehingga belum tentu cocok dikembangkan di setiap lokasi di Indonesia.
Perbanyakan secara kultur jaringan bukan merupakan metode pemuliaan, tetapi hanya merupakan suatu metode perbanyakan biasa sehingga tidak dapat memperbaiki kualitas genetik bibit. Oleh karenanya perlu didukung adanya uji klon unggul untuk skala operasional.
Oleh karena itu dalam program pengembangan jati diminta agar dilaksanakan koordinasi yang intensif dan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Penggunaan klon-klon jati lokal dengan jumlah (klon) yang lebih besar dan jelas asal-usulnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa yang akan datang.
Informasi yang tersebar tentang jati yang dapat dipanen pada umur 15 tahun, masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut dari berbagai aspek antara lain aspek genetik. Sebab aspek genetik sangat berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman melalui uji genetik. Untuk itu perlu dilakukan plot uji coba genetik pada setiap lokasi pengembangan yang akan dilakukan dan dapat dimonitor serta diamati perkembangannya. Perlu diinformasikan bahwa Badan Litbang Kehutanan sedang melakukan uji coba genetik jati dari berbagai sumber/provenance.
Di samping faktor genetik, manipulasi faktor lingkungan seperti jarak tanam, pemupukan, pemeliharaan, pola tanam dan lain-lainnya merupakan hal penting yang harus dilakukan dan ternyata memberikan hasil yang signifikan.
Berkaitan dengan hal-hal di atas, apabila ada hal-hal yang perlu mendapatkan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Badan Litbang Kehutanan c.q. Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta.
Sumber : Surat Edaran Kabadan Litbang Kehutanan No. 1982/VIII/Lit-3/2002 tanggal 11 Desember 2002

Soal Ulangan Harian Kimia kelas XI

STRUKTUR ATOM

A. Pilihlah salah jawaban yang palin tepat

1. Lambang unsur 92U238 menunjukkan bahwa atom unsur uranium mempunyai ....
a. 92 elektron, 146 netron
b. 92 elektron, 238 netron
c. 92 netron, 146 proton
d. 92 proton, 238 elektron
e. 92 proton, 92 netron
2. Gagasan pokok dari teori atom Niels Bohr adalah .
a. Azas ketidakpastian
b. Gelombang partikel
c. Orbital
d. Partikel cahaya
e. Tingkat-tingkat energi dalam atom
3. Teori atom mekanika gelombang dikemukakan oleh ....
a. Erwin Schrodinger
b. Louis de Broglie
c. Max Plank
d. Niels Bohr
e. Werner Heisenberg
4. Kedudukan suatu orbital dalam suatu atom ditentukan oleh bilangan kuantum ....
a. Magnetik
b. Magnetik dan spin
c. Utama dan magnetik
d. Utama, azimut dan magnetik
e. Utama, azimut, magnetik dan spin



5. Pernyataan yang paling tepat untuk sub kulit adalah ....
a. Sekumpulan orbital dengan bentuk dang tingkat energi yang sama
b. Sekumpulan orbital dengan bentuk yang sama
c. Sekumpulan orbital dengan tingkat energi yang sama
d. Suatu daerah dalam ruang dengan kebolehjadian menemukan elektron
e. Suatu lintasan dengan jari-jari tertentu
6. harga harga bilangan kuantum yang mungkin untuk suatu orbita adalah ....
a. n=1, l=1, m=1
b. n=1, l=2, m=3
c. n=2, l=2, m=1
d. n=3, l=1, m=2
e. n=3, l=2, m=1
7. Elektron dengan bilangan kuantum yang tidak memenuhi ketetntuan adalah ....
a. n=3, l=0, m=0, s=+1/2
b. n=3, l=1, m=1, s=-1/2
c. n=3, l=1, m=2, s=+1/2
d. n=3, l=2, m=1, s=-1/2
e. n=3, l=2, m=0, s=+1/2
8. Semua elektron dalam sub kulit d harus mempunyai bilangan kuantum ....
a. l=2
b. m=2
c. n=3
d. s=+1/2
e. s=-1/2


9. deret bilangan kuantum manakah yang menyataoan kedudukan suatu elektron pada sub kulit 3d
a. n=2, l=2, m=-1, s=-1/2
b. n=2, l=3, m=+1, s=+1/2
c. n=3, l=2, m=-2, s=-1/2
d. n=3, l=3, m=+2, s=+1/2
e. n=4, l=2, m=+1, s=-1/2
10. Elektron yang mempunyai bilangan kuantum magnetik m=-2 terdapat pada sub kulit
a. d
b. d atau f
c. f
d. p atau d
e. s atau p
11. Jumlah orbital pada tingkat energi utama ke-4 adalah ....
a. 2
b. 3
c. 7
d. 9
e. 16
12. Jumlah maksimum elektron yang dapat berada pada subkulit 4d adalah ....
a. 6
b. 10
c. 14
d. 18
e. 32
13. Bentuk orbital tergantun pada sub kulit ....
a. l
b. m
c. m dan s
d. n
e. s

14. Dua orbital dalam 1 orbital harus mempunyai spin yang berlawanan. Pernyataan ini sesuai dengan....
a. Asas Heisenberg
b. Aturan Aufbau
c. Aturan Hund
d. Hipotesis Louis de Broglie
e. Larangan pauli
15. Bilangan kuantum elektron terakhir dari atom unsur 33As adalah
a. n=3, l=2, m=+1, s=+1/2
b. n=3, l=1, m=-1, s=-1/2
c. n=3, l=0, m=+1, s=-1/2
d. n=4, l=1, m=+1, s=+1/2
e. n=4, l=1, m=0, s=+1/2
16. Elektron terakhir dari suatu unsur adalah n=3, l=1, m=-1, s=-1/2. Nomor atom unsur tyersebut adalah ....
a. 16
b. 14
c. 13
d. 12
e. 11
17. Konfigurasi elektron untuk unsur dengan nomor atom 23 adalah ....
a. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d3
b. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d5
c. 1s2, 2s2, 2p6, 3p6, 4s2, 3d5
d. 1s2, 2s2, 2p6, 3p6, 3d7
e. 1s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d5
18. Konfigurasi elektron ion 26Fe2+ adalah ....
a. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d6
b. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d4
c. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1, 3d5
d. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d4
e. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d6
19. Konfigurasi elektron ion 17Cl- adalah ....
a. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6
b. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p5
c. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p4
d. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p3
e. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p2
20. Jumlah elektron valensi dari unsur 21Sc adalah ....
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
21. Ion Mg2+ mempunyai konfigurasi elektron 1s2, 2s2, 2p6 elektron valensi atom Mg adalah ....
a. 8
b. 6
c. 4
d. 2
e. 1
22. Jumlah elektron pada setiap kulit dari dalam keluar untuk unsur 29Cu adalah ....
a. 2, 8, 16, 3
b. 2, 8, 18, 2
c. 2, 8, 17, 2
d. 2, 8, 18, 1
e. 2, 8, 17, 1
23. Diantara unsur 5P, 7Q, 10­R, 13S, 37T yang mempunyai 5 sub kulit yang berisi elektron adalah ....
a. T
b. S
c. R
d. Q
e. P


24. Diantara unsur-unsur 23A, 24B, 25C, 26D, 27E yang mempunyai sifat paramagnetik terkuat adalah ....
a. E
b. D
c. C
d. B
e. A
25. Unsur 37Rb mempunyai jumlah total elektron pada orbital s sebanyak
a. 9
b. 8
c. 7
d. 6
e. 2



B. Jawablah pertanyaan berikut

1. Sinar biru mempunyai panjang gelombang 486 nano meter. Tentukan frekuensinya
2. Jelaskan Hipotesis Louis de Broglie
3. Sebutkan 3 macam aturan untuk penulisan konfigurasi elektron dan jelaskan .
4. Tuliskan konfigurasi elektron untuk
a. 16S
b. 26Fe3+
c. 34Se2-
5. Tentukan
a. Elektron valensi
b. Jumlah elektron tak berpasangan
c. Bilangan kuantum elektron terakhir
Dari unsur 22Ti

Kultur jaringan anggrek

Sekilas “kultur jaringan” anggrek
Perkembangan kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, bahkan hampir dikatakan jalan di tempat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek di negara kita. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi tersebut akan menjadi tidak berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi hutan kita, belum lagi pencurian terang-terangan ataupun “terselubung” dengan dalih kerjasama dan sumbangan penelitian baik oleh masyarakat kita maupun orang asing.
Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kuljar banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional.
Secara prinsip, lab kultur jaringan dapat disederhanakan dengan melakukan modifikasi peralatan dan bahan yang digunakan, sehingga sangat dimungkinkan kultur jaringan seperti ‘home industri’. Hal ini dapat dilihat pada kelompok petani ‘pengkultur biji anggrek’ di Malang yang telah sedemikian banyak.
Beberapa gambaran dan potensi yang bisa dimunculkan dalam kultur jaringan diantaranya adalah :
Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan
Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
Kloning, tekhnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini.
Mutasi, secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
Bank plasma, dengan meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting dalam proses pemuliaan anggrek

Tehnik kultur jaringan

PERBANYAK BIBIT PISANG SECARA KULTUR JARINGAN



PENDAHULUAN
Teknik Kultur Jaringan adalah mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap
Keuntungan Kultur Jaringan adalah :· Menghasilkan bibit dalam jumlah banyak, bermutu, seragam dalam waktu singkat· Sifat tanaman sama dengan induknya· Kesehatan bibit lebih terjamin· Kecepatan tumbuh lebih cepat dibanding konvensional
Langkah-langkah dalam proses Kultur Jaringan meliputi :· Pembuatan media· Inisiasi· Sterilisasi· Multiplikasi· Pengakaran· Aklimatisasi
MediaMerupakan faktor penentu dalam perbanyak secara Kultur Jaringan.Komposisi Media (MS) dalam Kultur Jaringan pisang adalah sebagai berikut :
Garam Mineral mg/lNH4N03 1650KN03 1900CaCl2.2H20 440MgS04.7H20 370KH2P04 170FeS04.7H20 27,8Na2EDTA 37,3MnS04.4H20 22,3ZnS04.7H20 8,6H3B03 6,2KI 0,83Na2Mo04.2H20 0,25CuS04.5H20 0,025CoC12.6H20 0,025
Vitamin mg/lMyo-inositol 100Pyridoxine 0,5Niacine 0,5Thiamine 0,1Glycine 2,0
Hormon mg/lBAP 5-10NAA 0,1-0,5
Bahan tambahan : Gula 30 g/l, air kelapa 150 ml/l, agar 6,2 g/l, pH 5,6-5,8
InisiasiInisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan di Kultur· Anakan· Cuci dengan air mengalir· Dikecilkan dengan pisau· Dimasukan dalam media
Sterilisasi· Sterilisasi luar :Eksplan direndam dalam larutan Agrimycine 2 mg/l dan Benlate 2 mg/l selama 1 -24 jam· Sterilisasi dalam Laminar Air Flow§ Rendam eksplan dalam larutan clorox 30% selama 15 menit§ Bilas 2 x dengan air steril§ Kupas 1-2 pelepah§ Rendam dalam larutan clorox 15% selama 10 menit§ Bilas 2x dengan air steril§ Kupas 1-2 pelepah§ Kupas sampai sisa 3 daun pelepah ukuran 1,5 x 1,5 cm§ Celup dalam larutan clorox 1% dan tanam di media
Lama waktu inisiasi dalam kondisi normal adala 4 minggu (minimal telah 2 x subkultur), selanjutnya masuk tahap multiplikasi
MultiplikasiMultiplikasi adalah kegiatan pemotongan dan pemindahan eksplan ke media baru
PengakaranHasil multiplikasi selanjutnya dipindah dalam media pengakaran sehingga terbentuk tanaman yang sempurna (planlet)Media pengakaran adalah MS + 5 ppm NAA + Charcoal 1 g/l
AklimatisasiAklimatisasi adalah proses penyesuaian palnlet dari kondisi mikro dalam botol (heterotrof) ke kondisi lingkungan luar (autotrof)
Pemilihan KulturBotol kultur dipelihara dalam ruang kultur aseptik (steril) dengan suhu 18-25 C dan intensitas cahaya 3000 - 10.000 lux selama 16 jam/hari