Berwarna kelabu kebiruan, lunak, mudah ditempa, berat, stabil, tebal, tahan korosi. Itulah sifat Timbal (Pb). Karena sifatnya tersebut, maka timbal sudah digunakan semenjak zaman romawi untuk pemipaan, peralatan makan, uang logam, keramik, dll. Selain itu timbal juga digunakan untuk amunisi, solder, pigmen, additif anti-knock dalam bahan bakar minyak.
30 Januari, 2010
Air Panas Lebih Cepat Beku dari Air Dingin?
Netsains.Com – Apakah air panas bisa membeku lebih cepat dari air dingin? wah, sekilas pertanyaan itu seperti pertanyaan bodoh saja. Justru inilah yang diteliti oleh para ilmuwan. Mari kita analisa sedikit. Air akan membeku dalam suhu 0 derajat Celcius.
Tapi jangan lupa bahwa air bisa membunuh bakteri E.coli dalam suhu 50 derajat Celcius dalam waktu yang lebih lama daripada air dingin di pantai New England yang bersuhu 15 derajat Celcius yang dalam proses menjadi es. Dari fakta itu kita bisa berasumsi bahwa air panas bisa membeku lebih cepat daripada air dingin, dalam kondisi tertentu.
Keanehan alam ini disebut sebagai efek Mpemba, diambil dari nama pelajar SMA Tanzania, Erasto Mpemba yang pertama kali mengobservasi keadaan itu pada tahun 1953. Efek Mpemba terjadi ketika dua bagian air dengan temperatur berbeda terekspos dalam kondisi subzero, dan airyang lebih panas membeku lebih dulu. Observasi Mpemba ini sudah dicocokkan dengan sejumlah pemikiran lebih dulu, seperti Aristoteles, Rene Descartes, dan Francis Bacon, yang juga berpikir bahwa air panas bisa membeku lebih dulu daripada air dingin.
Evaporasi adalah penjelasan yang paling masuk akal untuk keadaan ini. Ketika air panas diletakkan dalam kontener terbuka mulai mendingin, pengurangan massa secara keseluruhan terjadi bersamaan dengan evaporasi air. Makin sedikit jumlah air yang membeku, maka jumlah waktu yang diperlukan juga makin kecil. Tapi ini juga tak selalu berhasil, terutama ketika dilakukan pada kontener tertutup yang mencegah evaporasi.
Bisa jadi evaporasi bukan satu-satunya alasan kenapa air panas bisa beku lebih cepat. Adanya distribusi temperatur tak seragam di dalam air juga bisa menjelaskan mengenai terjadinya efek Mpemba. Air panas naik ke atas kontener sebelum shu itu pergi, menggantikan air dingin yang ada di bawahnya. Gerakan air panas naik dan air dingin turun ini disebut konveksi terkini.
Nah, kalau kamu mau membuat es batu di ruang pembeku kulkas, lebih baik memakai air panas saja agar cepat beku
Tapi jangan lupa bahwa air bisa membunuh bakteri E.coli dalam suhu 50 derajat Celcius dalam waktu yang lebih lama daripada air dingin di pantai New England yang bersuhu 15 derajat Celcius yang dalam proses menjadi es. Dari fakta itu kita bisa berasumsi bahwa air panas bisa membeku lebih cepat daripada air dingin, dalam kondisi tertentu.
Keanehan alam ini disebut sebagai efek Mpemba, diambil dari nama pelajar SMA Tanzania, Erasto Mpemba yang pertama kali mengobservasi keadaan itu pada tahun 1953. Efek Mpemba terjadi ketika dua bagian air dengan temperatur berbeda terekspos dalam kondisi subzero, dan airyang lebih panas membeku lebih dulu. Observasi Mpemba ini sudah dicocokkan dengan sejumlah pemikiran lebih dulu, seperti Aristoteles, Rene Descartes, dan Francis Bacon, yang juga berpikir bahwa air panas bisa membeku lebih dulu daripada air dingin.
Evaporasi adalah penjelasan yang paling masuk akal untuk keadaan ini. Ketika air panas diletakkan dalam kontener terbuka mulai mendingin, pengurangan massa secara keseluruhan terjadi bersamaan dengan evaporasi air. Makin sedikit jumlah air yang membeku, maka jumlah waktu yang diperlukan juga makin kecil. Tapi ini juga tak selalu berhasil, terutama ketika dilakukan pada kontener tertutup yang mencegah evaporasi.
Bisa jadi evaporasi bukan satu-satunya alasan kenapa air panas bisa beku lebih cepat. Adanya distribusi temperatur tak seragam di dalam air juga bisa menjelaskan mengenai terjadinya efek Mpemba. Air panas naik ke atas kontener sebelum shu itu pergi, menggantikan air dingin yang ada di bawahnya. Gerakan air panas naik dan air dingin turun ini disebut konveksi terkini.
Nah, kalau kamu mau membuat es batu di ruang pembeku kulkas, lebih baik memakai air panas saja agar cepat beku
Menopause pada Pria
Andropause memiliki banyak nama antarab lain: sindroma andropause, PADAM (Partial Androgen Deficiency in the Aging Male), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in the Aging Male), menopause pada pria, climacterium pada pria, viropause, adrenopause, somatopause.
Definisi
Kumpulan gejala, tanda, dan keluhan pada pria yang mirip menopause.
Epidemiologi
Andropause umumnya dimulai pada usia 40-60 tahun.
Penyebab: faktor lingkungan, berupa: pencemaran/polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, pola makan. Faktor organik, yakni perubahan hormon, seperti: testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin. Faktor psikogenik, misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
Gejala Klinis
Terjadi perubahan mental dan psikis (psikologis), bisa berupa kelelahan mental, seperti: mudah lupa, perasaan tanpa gairah, merasa kurang energi, sering mengantuk, mudah tersinggung, berkurangnya refleks dan kesiagaan. Terjadi penurunan fungsi fisiologis, seperti: berkurangnya libido (hasrat seksual), perubahan tingkah laku seksual, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, berkurangnya kemampuan ereksi. Terjadi perubahan tingkah laku, seperti: berusaha berpenampilan muda, rasa takut yang berlebihan akan menurunnya kesehatan, pencegahan atau pengobatan berlebihan, petualangan seksual. Dapat disertai berbagai keluhan, misalnya: depresi, tidak tenang, tidur gelisah, tidak enak badan, cemas, suasana hati sering berubah-ubah, takut sakit, takut mati, takut kehilangan (status sosial, respek dari kolega, kontrol diri), merasa tidak mampu (bekerja, olah-raga, berprestasi), tertidur setelah makan malam, kekuatan dan ketahanan otot menurun, tinggi badan berkurang, sedih dan/atau uring-uringan, berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup (tidak bisa lagi menikmati hobi, tidak suka bepergian, tidak suka lagi menonton film). Juga terjadi perubahan hormonal yang harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.
Terapi
Dukungan psikologis, pemberian multivitamin (terutama vitamin E dan D), pemberian tambahan kalsium. Jika terjadi penipisan rambut atau kebotakan, dapat diberi: minoxidil, tretinoin, finasteride, 17α-estradiol konsentrasi 0,025%. Pada penurunan libido maka atas petunjuk dokter, dapat diterapi dengan hormon testosteron, pemberian substitusi hormonal atau HRT (hormone replacement therapy), subtitusi hormon (testosteron, DHEA, melatonin, GH, dan IGF-1)
Pencegahan
Lingkungan perumahan yang tenang, nyaman, tempat tinggal yang “memadai”. Mengutamakan keselamatan kerja jangka panjang, yaitu keselamatan dari efek samping penggunaan bahan kimia dan logam beracun dalam proses industri, bahan pengawet, debu atau partikel dalam industri, bahan beracun lain seperti: pestisida, insektisida, herbisida, dsb. Menghindari paparan polusi udara, seperti: polusi yang diakibatkan pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah, “pembakaran hutan”, asap rokok. Menghindari makanan yang banyak mengandung bahan pengawet. Mereka/menulis ulang tujuan hidup dan buatlah analisis secara realistis. Mengurangi stres, misalnya dengan menyalurkan hobi, belajar menerima keadaan, jujurlah pada diri sendiri. Mempersiapkan masa pensiun, menghargai diri sendiri, mencoba memilih satu kegiatan yang menarik sedini mungkin. Komunikasi-sosialisasi yang baik. Cobalah mencari dan menjadi sahabat yang baik dan setia. Belajarlah mengendalikan diri. Tidak perlu menjadi “superman”. Banyak membaca buku. Jagalah kebugaran jasmani dengan olahraga rutin dan teratur, alternatif olahraga yang dapat dilakukan: jalan cepat, jogging, lari-lari, lompat, berenang, badminton, dansa, yoga, bersepeda, aerobik, Tai chi/Qi gong, senam Kegel. Hindari/hentikan rokok. Perbanyak mengonsumsi ikan laut atau minyak ikan minimal 2x seminggu. Usahakan berat badan ideal atau mendekati normal. Jangan sembarangan minum obat atau jamu. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika testis kemeng, kencing sakit (anyang-anyangen, Jawa), beser, ejakulasi dini, kencing mengejan atau tidak lancar.
Tahukah Anda?
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun.
Definisi
Kumpulan gejala, tanda, dan keluhan pada pria yang mirip menopause.
Epidemiologi
Andropause umumnya dimulai pada usia 40-60 tahun.
Penyebab: faktor lingkungan, berupa: pencemaran/polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, pola makan. Faktor organik, yakni perubahan hormon, seperti: testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin. Faktor psikogenik, misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
Gejala Klinis
Terjadi perubahan mental dan psikis (psikologis), bisa berupa kelelahan mental, seperti: mudah lupa, perasaan tanpa gairah, merasa kurang energi, sering mengantuk, mudah tersinggung, berkurangnya refleks dan kesiagaan. Terjadi penurunan fungsi fisiologis, seperti: berkurangnya libido (hasrat seksual), perubahan tingkah laku seksual, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, berkurangnya kemampuan ereksi. Terjadi perubahan tingkah laku, seperti: berusaha berpenampilan muda, rasa takut yang berlebihan akan menurunnya kesehatan, pencegahan atau pengobatan berlebihan, petualangan seksual. Dapat disertai berbagai keluhan, misalnya: depresi, tidak tenang, tidur gelisah, tidak enak badan, cemas, suasana hati sering berubah-ubah, takut sakit, takut mati, takut kehilangan (status sosial, respek dari kolega, kontrol diri), merasa tidak mampu (bekerja, olah-raga, berprestasi), tertidur setelah makan malam, kekuatan dan ketahanan otot menurun, tinggi badan berkurang, sedih dan/atau uring-uringan, berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup (tidak bisa lagi menikmati hobi, tidak suka bepergian, tidak suka lagi menonton film). Juga terjadi perubahan hormonal yang harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.
Terapi
Dukungan psikologis, pemberian multivitamin (terutama vitamin E dan D), pemberian tambahan kalsium. Jika terjadi penipisan rambut atau kebotakan, dapat diberi: minoxidil, tretinoin, finasteride, 17α-estradiol konsentrasi 0,025%. Pada penurunan libido maka atas petunjuk dokter, dapat diterapi dengan hormon testosteron, pemberian substitusi hormonal atau HRT (hormone replacement therapy), subtitusi hormon (testosteron, DHEA, melatonin, GH, dan IGF-1)
Pencegahan
Lingkungan perumahan yang tenang, nyaman, tempat tinggal yang “memadai”. Mengutamakan keselamatan kerja jangka panjang, yaitu keselamatan dari efek samping penggunaan bahan kimia dan logam beracun dalam proses industri, bahan pengawet, debu atau partikel dalam industri, bahan beracun lain seperti: pestisida, insektisida, herbisida, dsb. Menghindari paparan polusi udara, seperti: polusi yang diakibatkan pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah, “pembakaran hutan”, asap rokok. Menghindari makanan yang banyak mengandung bahan pengawet. Mereka/menulis ulang tujuan hidup dan buatlah analisis secara realistis. Mengurangi stres, misalnya dengan menyalurkan hobi, belajar menerima keadaan, jujurlah pada diri sendiri. Mempersiapkan masa pensiun, menghargai diri sendiri, mencoba memilih satu kegiatan yang menarik sedini mungkin. Komunikasi-sosialisasi yang baik. Cobalah mencari dan menjadi sahabat yang baik dan setia. Belajarlah mengendalikan diri. Tidak perlu menjadi “superman”. Banyak membaca buku. Jagalah kebugaran jasmani dengan olahraga rutin dan teratur, alternatif olahraga yang dapat dilakukan: jalan cepat, jogging, lari-lari, lompat, berenang, badminton, dansa, yoga, bersepeda, aerobik, Tai chi/Qi gong, senam Kegel. Hindari/hentikan rokok. Perbanyak mengonsumsi ikan laut atau minyak ikan minimal 2x seminggu. Usahakan berat badan ideal atau mendekati normal. Jangan sembarangan minum obat atau jamu. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika testis kemeng, kencing sakit (anyang-anyangen, Jawa), beser, ejakulasi dini, kencing mengejan atau tidak lancar.
Tahukah Anda?
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun.
Gel Lidah Buaya, Pengawet Alami Buah-Buahan
Netsains.Com -Khasiat lidah buaya sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit, telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Bahkan, lidah buaya juga dapat dikembangkan sebagai produk minuman segar. Potensi lidah buaya sangat baik untuk terus dikembangkan, salah satunya dengan pengembangan produk lidah buaya atau Aloe vera sebagai bahan pengawet alami. Kandungan enzim oksidase dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dalam peningkatan daya simpan bahan pangan.
Potensi lidah buaya yang mengandung enzim oksidase sebagai antioksidan merupakan hal yang dapat dikembangkan. Hal ini menyiratkan bahwa tanaman lidah buaya berpotensi sebagai bahan pengawet alami terhadap bahan pangan sehingga dapat meningkatkan daya simpan bahan pangan tersebut.
Pengawetan sendiri bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan bahan pangan dan menjamin kualitas awal bahan pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Salah satu peranan bahan pengawet adalah sebagai antioksidan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan berkontak dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya kebusukan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.
Potensi lidah buaya yang mengandung enzim oksidase sebagai antioksidan merupakan hal yang dapat dikembangkan. Hal ini menyiratkan bahwa tanaman lidah buaya berpotensi sebagai bahan pengawet alami terhadap bahan pangan sehingga dapat meningkatkan daya simpan bahan pangan tersebut.
Pengawetan sendiri bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan bahan pangan dan menjamin kualitas awal bahan pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Salah satu peranan bahan pengawet adalah sebagai antioksidan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan berkontak dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya kebusukan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.
Komputasi Biokimia berhasil mengungkapkan petunjuk molekular terhadap evolusi
Pada 13 September 2008, peneliti dari Universitas negeri Florida (FSU), yang menggunakan super komputer untuk memetakan pekerjaan dari protein mengumumkan, bahwa mereka telah berhasil mengungkapkan mekanisme yang memberikan pemahaman lebih jauh bagaimana evolusi terjadi pada tingkat molekuler.
Pemahaman demikian akan membimbing kita pada pengembangan obat anti parasit yang baru dan lebih efektif. Wei Yang adalah asisten profesor pada Departemen Kimia dan Biokimia FSU dan anggota fakultas pada institut biofisis molekuler milik universitas. Bekerja sama dengan kolega dari FSU, Universitas Duke dan Universitas Brandeis, dia baru-baru ini memproduksi model komputer yang pas dari enzim inosin monofosfat dehidrogenasi, atau IMPDH jika disingkat. IMPDH bertanggung jawab untuk memulai proses metabolik tertentu pada DNA dan RNA, dan mengaktifkan sistim biologis untuk mereproduksi secara cepat.
‘ Dalam mengembankan simulasi IMPDH ini, kami mengamati sesuatu yang belum terlihat sebelumnya,’ demikian kata Yang. ‘Sebelumnya, enzim dipercaya hanya memiliki jalur tunggal untuk mengantarkan agen katalitis pada sel biologis untuk membawa perubahan metabolisme. Namun dengan IMPDH, kami menemukan bahwa ada jalur kedua yang dapat digunakan untuk menyebabkan perubahan kimiawi. Jalur kedua tidak beroperasi dengan efesiensi sebaik yang pertama, namun ia aktif.’
Mengapa enzim tersebut memiliki dua jalur untuk tugas yang sama? Yang dan koleganya yakin bahwa jalur yang lebih lambat adalah peninggalan evolusioner dari enzim yang lebih kuno, yang akhirnya berevolusi menjadi IMPDH di zaman sekarang.
Menurut Yang, penemuan tersebut signifikan karena beberapa alasan.
“Pertama, hal ini membuka mata kita terhadap kerja proses evolusi pada tingkat molekuler,” kata Yang. “Biasanya, jika kita berbicara mengenai evolusi, kita mengacu pada proses adaptasi yang terjadi pada populasi organisme pada periode waktu yang panjang. Penelitian kami mengamati adaptasi tersebut pada tingkatan paling mendasar, yang dapat menolong peneliti untuk mengembangkan gambaran yang lebih jelas mengenai terjadinya evolusi.”
‘ Hal ini juga mewakili langkah maju kedepan pada usaha kami untuk mengembangkan simulasi komputasi pada proses biologis,’ kata Yang. ‘ Pada kasus ini, kami pertama kali membuat prediksi dari struktur enzim dengan komputer, dan kemudian memverifikasinya melalui observasi langsung di laboratorium, dan bukan sebaliknya. Ini adalah hal yang tidak biasa, dan kami kemampuan kami dalam menjawab pertanyaan fungsi biologis secara molekular telah membaik.’
“Karena peran kunci dari IMPDH, ilmuwan telah berfokus dalam mengembangkan obat antiparasit baru yang mentargetkan enzim tersebut,” kata Yang. “Riset kami akan mengkontribusikan ke arah tersebut.”
Joseph Schlenof, ketua Departemen Kimia dan Biokimia FSU memuji metode komputasi Yang sebagai “Sangat kuat karena mampu membuat asumsi dari kompleksitas di dunia nyata. Prediksi akurat mereka adalah sukses yang pantas didapat oleh peneliti komputasi.”
Berkolaborasi dengan Yang pada proyek itu, adalah Gavin J.P Naylor, associate professor pada Departemen komputasi ilmiah FSU; Donghong Min, associate postdoktoral pada Institut Fisika Molekuler; Hongzhi Li, mantan pos-doc pada Institut Fisika Molekuler; Clemens Lakner, asisten riset pada Departemen Biologi; David Swofford, peneliti pada Universitas Duke dan mantan anggota fakultas FSU; Lizbeth Hedstrom, profesor biokimia pada Univeristas Brandeis; dan pos-doc Helen R Josephine dan Iaian S MacPherson, keduanya dari Brandeis.
Para peneliti tersebut secara bersama-sama menulis penemuan mereka pada sebuah paper ‘Atavis Enzimatis diungkapkan pada Jalur ganda selama aktivasi oleh air,’ yang telah dipublikasi pada PLOS Biology, jurnal peer reviewed, dan open access yang dipublikasi oleh Public Library of Service.
Dan Herschlag, profesor biokimia pada Universitas Stanford, menedit paper tersebut untuk PLOS Biology. Dia memuji pendekatan inovatif tersebut.
“Pekerjaan ini mengungkapkan aspek mendasar dari kerja enzim dan evolusinya,” kata Herschlag. “Kajian ini menggabungkan eksperimen dan komputasi pada cara yang baru dan mewakili model untuk menggunakan riset interdisiplin untuk menjawab pertanyaan penting”, tambahnya.
Sejarah dan Prospek Teknologi Enzim
Pada akhir abad 17, proses degradasi makanan yang terjadi di mulut yaitu penguraian pati oleh ekstrak tumbuhan dan saliva telah diketahui. Tetapi pada abad 17 belum diketahui mekanisme degradasi pati oleh saliva atau ekstrak tumbuhan. Kemudian pada abad 19, seorang ilmuan yaitu Luis Pastour menyimpulkan aktivitas proses terjadinya fermentasi alkoholik merubah pati menjadi alkohol dikatalisis oleh komponen bahan aktif yang ada dalam sel ragi hidup. Proses katalisis yang terjadi pada saat proses prubahan pati menjadi alkohol pada zaman itu disebut dengan ferment. Kemudian Wilhelm Kuhne mengusulkan nama enzyme yang mempunyai arti in yeast diturunkan dari bahasa yunani en berarti in dan kemudian zyme berarti yeast.
Langganan:
Postingan (Atom)