27 November, 2009

FKH UGM Temukan Reagen Penguji Daging Bangkai

FKH UGM Temukan Reagen Penguji Daging BangkaiKadang memeriksa daging sebelum membeli, tak cukup memastikan keaslian daging segar. Reagen FKH UGM mampu menguji daging segar atau bangkai dalam semenit. Kedepan reagen akan dikembangkan untuk penggunaan praktis
YOGYAKARTA - Sejumlah peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan "reagen" untuk mendeteksi daging yang dijual di pasaran baik. Reagen itu akan mendeteksi baik daging bangkai maupun daging segar.
"Reagen itu disebut 'durante' yang merupakan hasil pengembangan dari penelitian di Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM," kata salah satu staf peneliti bagian Kesmavet FKH UGM, drh Widagdo Sri Nugroho, di Yogyakarta, Selasa (21/7). Daging bangkai adalah daging dari hewan mati yang dijual di pasaran. Sementara daging segar adalah daging dari hewan hidup yang disembelih secara baik dan benar.
Menurut dia, "reagen" penguji daging bangkai tersebut mudah digunakan dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk menentukan hasilnya. "Kurang lebih hanya butuh waktu satu menit untuk mengetahui apakah daging tersebut daging bangkai atau daging segar," katanya.
Daging yang akan diuji hanya tinggal dicacah kemudian dicampur dengan air mineral dan diambil ekstraknya. "Ekstrak itulah yang kemudian dicampur dengan 'reagen'," katanya.
Ia mengatakan, apabila warna ekstrak daging tersebut berubah menjadi hijau tua, daging tersebut adalah daging bangkai. Namun bila ekstrak berubah menjadi biru daging tersebut daging segar.
"Akurasi 'reagen' tersebut mencapai 95 persen. Bahkan akurasi bisa mencapai 100 persen jika diaplikasikan dalam pengujian di laboratorium," katanya.
Penelitian tentang "reagen" penguji daging bangkai tersebut, kata Widagdo, sudah dilakukan sejak 1997 saat masyarakat resah adanya daging bangkai yang dijual di pasaran.  "Reagen ini sudah mulai digunakan oleh dinas teknis terkait di Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan, formulasi "durante" sudah mengalami perkembangan dibanding hasil awal penelitian. "Pada mulanya kami menggunakan dua 'reagen', tetapi hasilnya tidak stabil dan akhirnya kami menggabungkan kedua 'reagen' tersebut dan hasilnya lebih stabil," katanya. Kedepan, kata Widagdo, formulasi "durante" tersebut akan tetap dikembangkan sehingga penggunaannya bisa lebih praktis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk kebaikan blog ini komentar anda aku tunggu