Dalam kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang cara belajar yang tepat untuk anak. Para orang tua sangat sulit untuk menyuruh anaknya belajar. Masalah bvelum selesai, sebab belum tentu Si anak dapat memahami apa yang diajarkan. Menurut saya, Biolearning adalah salah satu solusinya. Untuk mendapatkan hasil yang baik terlebih dahulu kita harus menyesuaikan pola belajar yang tepat dengan memaksimalkan kemampuan otak dan gaya belajar anak. Hal ini dapat mempermudah anak untuk dapat lebih memahami pelajaran yang disampaikan dan anak juga dapat bebas mengekspresikan dan mengexplore kemampuan mereka dengan baik.
Apasih Biolearning?.
Biolearning dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan belajar dapat jadi menyenangkan, bukan menjadi momok yang menakutkan lagi bagi si anak.
Sistem biolearning merupakan pengembangan dari berbagai metode pendidikan, seperti Brain Based Learning, Contextual Learning, Inquiry Learning, dan active Learning. Metode-metode ini berfokus pada tumbuh kembang otak anak, sebagai suatu stimulasi yang dapat melatih atau membangkitkan daya kerja otak sekaligus kreativitas anak.
Sistem biolearning pada anak usia sekolah. Utamanya pada anak usia 8 tahun ke atas. Kenapa? Karena latihan yang diberikan menuntut kemandirian, berpikir logis dan yang akan menganalisis yang akan lebih efektif di usia ini. Tapi boleh saja dicoba pada anak usi 6-7 tahun, dengan catatan tidak perlu dipaksakan.
Untuk mencapai hasil efektif, sebaiknya stimulasi keterampilan belajar melalui system biolearning dilakukan setiap hari hingga menjadi suatu kebiasaan. Dengan begitu, lama-lama anak menjadi pembelajar yang mandiri dimana dia bias menentukan sendiri cara apa yang disukai. Melalui system biolearning, anak akan mengaktifkan semua system belajar di otaknya hingga seimbang. Tentu dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (joyful learning), sehingga belajar tak kalah menariknya.
Jadi, Biolearning itu sendiri adalah cara belajar dengan mengoptimalkan potensi dan kemampuan otak dan gaya belajar anak sesuai dengan minatnya. Menurut saya terlebih dahulu kita harus tahu “belahan otak” mana yang lebih dominan pada anak, kanan atau kiri? Setelah itu kenali juga gaya belajar anak, apakah ia tergolong tipe visual, auditorial, atau justru kinestetik? Selanjutnya tinggal kita padukan ketiganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk kebaikan blog ini komentar anda aku tunggu